"Pring tumpuk-tumpuk bumbung wadah legen", kalimat tersebut merupakan cuplikan dari sebuah nyanyian tradisional yang pernah saya dengar waktu kecil, namun sayangnya saya sendiri tidak tahu dalam rangka apakah biasanya masyarakat Jawa dahulu menyayikan lagu tersebut. Arti dari kalimat tersebut adalah bambu yang ditumpuk, bambu tempat legen. Legen sendiri ialah sebuah minuman tradisional yang sekarang sudah mulai sangat jarang ditemui, bahkan ditempat kami sudah tidak ada.
Dahulu diera akhir 80an penjual minuman ini sering menjajakan jualannya didepan sekolah saya dengan harga yang sangat murah dikala itu yaitu cukup Rp.50 per gelas kecil dan Rp.100 per gelas besar. Legen jika diartikan ialah manis dan sesuai dengan namanya minuman tradisional ini memang rasanya sangat manis dan lebih cocok diminum dengan keadaan dingin.
Penjual minuman ini dahulu juga sangat unik sekali, karena menggunakan wadah atau tempat dari bambu berdiameter besar dan panjang yang sudah dibersihkan. Biasanya mereka memanggul bambu atau yang juga disebut sebagai bumbung ketika berkeliling berjualan, dan ketika ada pembeli maka penjual menuangkan Legen dari ujung bambu/bumbung yang panjang ke gelas.
Legen berasal dari pohon siwalan jenis perempuan, yang bunganya dipotong sedikit demi sedikit untuk disadap airnya dan ditampung dalam wadah bambu yang sudah dibersihkan. Satu manggar bunga pada umumnya bisa menghasilkan air hingga 6 bumbung/bambu, dan biasanya penyadapan dilakukan dari sore hari hingga pagi hari.
Beberapa daerah yang terkenal dengan minuman Legennya adalah Pati, Rembang, Tuban dan Lamongan, namun diluar 4 daerah tersebut sebenarnya dahulu juga ada. Berdasarkan dari sumber yang kami dapat, cara pembuatan Legen adalah sebagai berikut
Bahan-bahan yang dibutuhkan
Legen murni 5 liter
Pupus daun Siwalan 2-5
Sari manis secukupnya
Air 20 Liter
(jika membuat lebih sedikit gunakan kelipatan, seperti setengah takaran atau seperempat takaran)
Cara membuatnya cukup sederhana yaitu, campurkan semua bahan kemudian rebuslah hingga mendidih dan dinginkan. Sumber tersebut juga menyebutkan bisanya minuman Legen buatan seperti ini akan lebih awet (namun lebih baik jika untuk sekali konsumsi), jika dibandingkan dengan air siwalan keadaan masih asli. Karena jika masih murni atau asli akan mudah terfermentasi selama kurang lebih 4 jam.
Dahulu diera akhir 80an penjual minuman ini sering menjajakan jualannya didepan sekolah saya dengan harga yang sangat murah dikala itu yaitu cukup Rp.50 per gelas kecil dan Rp.100 per gelas besar. Legen jika diartikan ialah manis dan sesuai dengan namanya minuman tradisional ini memang rasanya sangat manis dan lebih cocok diminum dengan keadaan dingin.
Penjual minuman ini dahulu juga sangat unik sekali, karena menggunakan wadah atau tempat dari bambu berdiameter besar dan panjang yang sudah dibersihkan. Biasanya mereka memanggul bambu atau yang juga disebut sebagai bumbung ketika berkeliling berjualan, dan ketika ada pembeli maka penjual menuangkan Legen dari ujung bambu/bumbung yang panjang ke gelas.
Legen berasal dari pohon siwalan jenis perempuan, yang bunganya dipotong sedikit demi sedikit untuk disadap airnya dan ditampung dalam wadah bambu yang sudah dibersihkan. Satu manggar bunga pada umumnya bisa menghasilkan air hingga 6 bumbung/bambu, dan biasanya penyadapan dilakukan dari sore hari hingga pagi hari.
Beberapa daerah yang terkenal dengan minuman Legennya adalah Pati, Rembang, Tuban dan Lamongan, namun diluar 4 daerah tersebut sebenarnya dahulu juga ada. Berdasarkan dari sumber yang kami dapat, cara pembuatan Legen adalah sebagai berikut
Bahan-bahan yang dibutuhkan
Legen murni 5 liter
Pupus daun Siwalan 2-5
Sari manis secukupnya
Air 20 Liter
(jika membuat lebih sedikit gunakan kelipatan, seperti setengah takaran atau seperempat takaran)
Cara membuatnya cukup sederhana yaitu, campurkan semua bahan kemudian rebuslah hingga mendidih dan dinginkan. Sumber tersebut juga menyebutkan bisanya minuman Legen buatan seperti ini akan lebih awet (namun lebih baik jika untuk sekali konsumsi), jika dibandingkan dengan air siwalan keadaan masih asli. Karena jika masih murni atau asli akan mudah terfermentasi selama kurang lebih 4 jam.
Gambar Penjual Es Legen di Era Tahun 2000an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar