Ikan Patin adalah salah satu jenis ikan tawar yang sekarang banyak sekali diminati oleh masyarakat baik untuk dikonsumsi bahkan juga dijadikan sebagai ikan hias. Jika dilihat dari segi fisiknya ikan ini mirip dengan ikan lele yang berbentuk memanjang, licin, tidak bersisik, namun berwarna perak dan punggungnya agak kebiru-biruan.
Nama saintifik dari ikan ini adalah Pangasius Sutchi yang pada habitat aslinya sering hidup pada muara-muara sungai, waduk maupun sungai-sungai besar, dan lebih sering bernaung di dasar peraiaran atau jarang sekali kepermukaan. Beberapa jenis ikan Patin yang sering terdapat di Indonesia pada umunya adalah Patin Siam(Pangasius hypophtalmus), Patin Jambal(Pangasius djambal Bleeker), dan Patin Pasupati (Pangasius SP).
Menurut beberapa sumber ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga banyak orang yang berusaha untuk membudidayakannya sebagai ladang bisnis. Ikan ini biasanya juga akan di olah menjadi beberapa aneka makanan seperti pepes, sup, abon, bakso, nugget, sosis ikan patin dan masih banyak lainnya.
Nama saintifik dari ikan ini adalah Pangasius Sutchi yang pada habitat aslinya sering hidup pada muara-muara sungai, waduk maupun sungai-sungai besar, dan lebih sering bernaung di dasar peraiaran atau jarang sekali kepermukaan. Beberapa jenis ikan Patin yang sering terdapat di Indonesia pada umunya adalah Patin Siam(Pangasius hypophtalmus), Patin Jambal(Pangasius djambal Bleeker), dan Patin Pasupati (Pangasius SP).
Menurut beberapa sumber ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga banyak orang yang berusaha untuk membudidayakannya sebagai ladang bisnis. Ikan ini biasanya juga akan di olah menjadi beberapa aneka makanan seperti pepes, sup, abon, bakso, nugget, sosis ikan patin dan masih banyak lainnya.
Pada artikel ini kami akan membahas tentang cara membudidayakan ikan Patin dan jika anda ingin mencobanya silahkan baca artikel dibawah ini.
1. Pilihlah lokasi didataran rendah atau sedang dengan suhu sekitar 26-30 derajat celcius, jangan didataran tinggi, lokasi tenang, dekat dengan sumber air.
2. Buatlah kolam untuk induk dengan ukuran 3M x 2M yang terbuat dari beton atau juga bisa tanah, dan dasar kolam juga harus terdapat tanah. Untuk kolam dengan ukuran ini bisa digunakan untuk 5 ekor induk ikan Patin.
3. Buatlah sistem pengairan, bisa dari sungai, saluran irigasi dan lain-lain yang berfungsi untuk memudahkan untuk penggatian air.
4. Berilah makan induk ikan Patin dengan pelet 2 kali sehari pagi dan sore, namun anda juga bisa berikan makanan tambahan seperti bekicot, keong, cacing, ikan-ikan kecil dan lain-lain.
5. Pada tahap pemilihan induk, untuk induk betina pilihlah indukan dengan kriteria sebagai berikut : umur minimal 2 tahun dengan berat sekitar 2 KG atau lebih, perut besar didekat anus, tubuh lebar dan pendek, alat reproduksinya membengkak dan berwarna merah tua, jika perut dekat alat reproduksi sedikit diurut akan mengeluarkan butir telur bulat dan bening.
Ciri untuk induk jantan : pilih yang telah berumur minimal 1 tahun dengan berat minimal 1,5KG, biasanya tubuhnya langsing dan memanjang, jika perut dekat alat reproduksi sedikit diurut akan mengeluarkan cairan putih.
Pemeliharaan Larva ikan Patin
1. Siapkan tempat bisa aquarium berukuran besar, kolam terpal, atau bak semen yang berukuran panjang 2M-3M, lebar 1M, dan tinggi 0,5M. Jika menggunakan bak semen atau kolam terpal pilih tempat yang tertutup dan terlindung agar suhu air tetap stabil, namun anda juga bisa membuatnya diluar ruangan namun atasnya diberi pelindung.
2. Setelah menetas larva sudah memiliki cadangan makanan, sehingga beri makan setelah 1-2 hari dari masa penetasan.
3. Berilah makanan berupa artemia setiap sekitar 2-3 jam sekali selama seminggu, karena larva patin sangat agresif sehingga untuk mencegah kanibalisme (Pakan diberikan secukupnya)
4. Pada umur 1-2 minggu berilah larva patin tersebut dengan cacing sutera atau ada yang menyebutnya sebagai lur dan diberikan tiap 3 jam sekali.
5. Jika sudah berumur antara 2 minggu hingga 1 bulan berilah pakan pelet halus dengan kandungan protein sekitar 40%, dan diberikan sehari 5 kali. Pakan diberikan secukupnya jangan terlalu banyak karena jika sisa akan membuat kolam menjadi kotor dan bisa menjadi penyakit.
Pendederan ikan Patin
1. Buatlah kolam bisa dari terpal dengan ukuran lebar 4M, panjang 6M,dan tinggi 1M.
2. Masukan air dengan ketinggian kira-kira 50 CM kedalam kolam dan biarkan selama 1 minggu hingga kolam sudah ditumbuhi pakan alami.
3. Masukan benih pada waktu pagi atau sore, dan lakukan secara sangat perlahan agar ikan bisa mudah adaptasi dan tidak stres.
4. Setiap 1 meter persegi masukan sekitar 80 ekor benih patin yang berukuran 1 inci, namun jika sudah berukuran 2-3 inci tiap meter persegi masukan benih ikan patin sekitar 40 ekor.
5. Berikan pakan pelet yang berbentuk butir-butir kecil antara 3-4 kali sehari pagi, siang, sore, malam (banyaknya pakan sekitar 4% dari berat ikan)
6. Lakukan pergantian air jika sudah sangat keruh dan berbau, dan biasanya aktifitas ikan juga berkurang ke agresifannya seperti tidak nafsu makan. Pergantian air bisa dilakukan secara bertahap, jangan langsung semuanya.
Pembesaran ikan Patin
1. Buatlah kolam pembesaran dan setiap kolam berukuran 6 x 10 M dan tinggi kira-kira 1M. Benih yang anda masukan harus berukuran seragam, dan tidak berpenyakit
2. Tiap Meter pesegi kolam bisa memuat ikan patin berukuran 3-4 inci sebanyak sekitar 15 ekor.
3. Berikan pakan pelet 3 kali sehari (sebanyak sekitar 5% dari bobot), dan ketika pemberian pakan pada malam hari harus lebih banyak dibanding pagi, siang atau sore. Hal ini disebabkan karena ikan ini aktifitas akan lebih tinggi ketika malam.
4. Setiap 2 minggu sekali dianjurkan mengambil beberapa sample ikan dan di cek pertumbuhannya dan ditimbang bobot rata-ratanya, sehingga bisa disesuaikan banyaknya pakan yang dibutuhkan dari waktu ke waktu.
5. Pada umumnya ikan ini bisa panen setelah berumur 5-6 bulan, dan akan berbobot kurang lebih setengah kilogram.
1. Pilihlah lokasi didataran rendah atau sedang dengan suhu sekitar 26-30 derajat celcius, jangan didataran tinggi, lokasi tenang, dekat dengan sumber air.
2. Buatlah kolam untuk induk dengan ukuran 3M x 2M yang terbuat dari beton atau juga bisa tanah, dan dasar kolam juga harus terdapat tanah. Untuk kolam dengan ukuran ini bisa digunakan untuk 5 ekor induk ikan Patin.
3. Buatlah sistem pengairan, bisa dari sungai, saluran irigasi dan lain-lain yang berfungsi untuk memudahkan untuk penggatian air.
4. Berilah makan induk ikan Patin dengan pelet 2 kali sehari pagi dan sore, namun anda juga bisa berikan makanan tambahan seperti bekicot, keong, cacing, ikan-ikan kecil dan lain-lain.
5. Pada tahap pemilihan induk, untuk induk betina pilihlah indukan dengan kriteria sebagai berikut : umur minimal 2 tahun dengan berat sekitar 2 KG atau lebih, perut besar didekat anus, tubuh lebar dan pendek, alat reproduksinya membengkak dan berwarna merah tua, jika perut dekat alat reproduksi sedikit diurut akan mengeluarkan butir telur bulat dan bening.
Ciri untuk induk jantan : pilih yang telah berumur minimal 1 tahun dengan berat minimal 1,5KG, biasanya tubuhnya langsing dan memanjang, jika perut dekat alat reproduksi sedikit diurut akan mengeluarkan cairan putih.
Pemeliharaan Larva ikan Patin
1. Siapkan tempat bisa aquarium berukuran besar, kolam terpal, atau bak semen yang berukuran panjang 2M-3M, lebar 1M, dan tinggi 0,5M. Jika menggunakan bak semen atau kolam terpal pilih tempat yang tertutup dan terlindung agar suhu air tetap stabil, namun anda juga bisa membuatnya diluar ruangan namun atasnya diberi pelindung.
2. Setelah menetas larva sudah memiliki cadangan makanan, sehingga beri makan setelah 1-2 hari dari masa penetasan.
3. Berilah makanan berupa artemia setiap sekitar 2-3 jam sekali selama seminggu, karena larva patin sangat agresif sehingga untuk mencegah kanibalisme (Pakan diberikan secukupnya)
4. Pada umur 1-2 minggu berilah larva patin tersebut dengan cacing sutera atau ada yang menyebutnya sebagai lur dan diberikan tiap 3 jam sekali.
5. Jika sudah berumur antara 2 minggu hingga 1 bulan berilah pakan pelet halus dengan kandungan protein sekitar 40%, dan diberikan sehari 5 kali. Pakan diberikan secukupnya jangan terlalu banyak karena jika sisa akan membuat kolam menjadi kotor dan bisa menjadi penyakit.
Pendederan ikan Patin
1. Buatlah kolam bisa dari terpal dengan ukuran lebar 4M, panjang 6M,dan tinggi 1M.
2. Masukan air dengan ketinggian kira-kira 50 CM kedalam kolam dan biarkan selama 1 minggu hingga kolam sudah ditumbuhi pakan alami.
3. Masukan benih pada waktu pagi atau sore, dan lakukan secara sangat perlahan agar ikan bisa mudah adaptasi dan tidak stres.
4. Setiap 1 meter persegi masukan sekitar 80 ekor benih patin yang berukuran 1 inci, namun jika sudah berukuran 2-3 inci tiap meter persegi masukan benih ikan patin sekitar 40 ekor.
5. Berikan pakan pelet yang berbentuk butir-butir kecil antara 3-4 kali sehari pagi, siang, sore, malam (banyaknya pakan sekitar 4% dari berat ikan)
6. Lakukan pergantian air jika sudah sangat keruh dan berbau, dan biasanya aktifitas ikan juga berkurang ke agresifannya seperti tidak nafsu makan. Pergantian air bisa dilakukan secara bertahap, jangan langsung semuanya.
Pembesaran ikan Patin
1. Buatlah kolam pembesaran dan setiap kolam berukuran 6 x 10 M dan tinggi kira-kira 1M. Benih yang anda masukan harus berukuran seragam, dan tidak berpenyakit
2. Tiap Meter pesegi kolam bisa memuat ikan patin berukuran 3-4 inci sebanyak sekitar 15 ekor.
3. Berikan pakan pelet 3 kali sehari (sebanyak sekitar 5% dari bobot), dan ketika pemberian pakan pada malam hari harus lebih banyak dibanding pagi, siang atau sore. Hal ini disebabkan karena ikan ini aktifitas akan lebih tinggi ketika malam.
4. Setiap 2 minggu sekali dianjurkan mengambil beberapa sample ikan dan di cek pertumbuhannya dan ditimbang bobot rata-ratanya, sehingga bisa disesuaikan banyaknya pakan yang dibutuhkan dari waktu ke waktu.
5. Pada umumnya ikan ini bisa panen setelah berumur 5-6 bulan, dan akan berbobot kurang lebih setengah kilogram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar