Dahulu di masa kecil setiap hari ada para pedagang kaki lima yang lewat di depan rumah yang menjajakan salah satu jenis kue tradisional yang disebut sebagai Putu Bambu. Keberadaan para pedagang ini semakin lama semakin berkurang dan jika ada kemungkinan juga sangat jarang ditemui, sehingga bagi kita yang ingin bernostalgia untuk mencicipi kue ini kembali akan kesulitan untuk mendapatkannya.
Putu Bambu rasanya juga sangat unik perpaduan antara rasa manis dan gurih karena terbuat dari tepung beras, dan didalamnya berisi gula merah. Menariknya untuk menarik perhatian para pembeli, pedagang keliling putu bambu juga memiliki cara yang sangat unik, karena menggunakan uap air yang memanas didalam kaleng kecil sehingga menghasilkan suara "tuuuuuuuuuut", seperti suara kereta api dengan volume yang lebih kecil tentunya.
Kue ini disebut sebagai Putu Bambu karena cetakan yang dipakai berupa bambu berlubang kecil dengan panjang kira-kira 8cm, dan uniknya lagi cara memasaknya juga sangat khas, karena menggunakan uap air dimana bambu yang sudah berisi adonan dikukus diatas lubang-lubang kecil yang menyemburkan uap air yang panas.
Selain Putu Bambu sebenarnya juga ada beberapa jenis kue putu lain, dan salah satunya adalah Putu Piring yang bentuknya lingkaran seperti piring. Untuk jenis putu yang satu ini kurang lebih juga hampir sama dengan Putu Bambu, baik dari segi bahan maupun cara pembuatannya. Namun perbedaan secara mendasar selain bentuk dan cetakannya, Putu Piring biasanya disajikan pada daun pisang yang berbentuk lingkaran.
Putu Bambu rasanya juga sangat unik perpaduan antara rasa manis dan gurih karena terbuat dari tepung beras, dan didalamnya berisi gula merah. Menariknya untuk menarik perhatian para pembeli, pedagang keliling putu bambu juga memiliki cara yang sangat unik, karena menggunakan uap air yang memanas didalam kaleng kecil sehingga menghasilkan suara "tuuuuuuuuuut", seperti suara kereta api dengan volume yang lebih kecil tentunya.
Kue ini disebut sebagai Putu Bambu karena cetakan yang dipakai berupa bambu berlubang kecil dengan panjang kira-kira 8cm, dan uniknya lagi cara memasaknya juga sangat khas, karena menggunakan uap air dimana bambu yang sudah berisi adonan dikukus diatas lubang-lubang kecil yang menyemburkan uap air yang panas.
Selain Putu Bambu sebenarnya juga ada beberapa jenis kue putu lain, dan salah satunya adalah Putu Piring yang bentuknya lingkaran seperti piring. Untuk jenis putu yang satu ini kurang lebih juga hampir sama dengan Putu Bambu, baik dari segi bahan maupun cara pembuatannya. Namun perbedaan secara mendasar selain bentuk dan cetakannya, Putu Piring biasanya disajikan pada daun pisang yang berbentuk lingkaran.
Membaca ulasan diatas mungkin membuat kita rindu untuk merasakan kue tradisional Putu Bambu, namun sayangnya pedagang kaki lima untuk jenis kue ini semakin lama jarang bisa kita temukan. Oleh karena itu ada baiknya jika kita mencoba untuk membuatnya sendiri, dan jika anda tertarik silahkan ikuti langkah-langkah dibawah ini.
Cara Membuat Cetakan Putu Bambu
Untuk membuat cetakan kue ini sebenarnya sangat mudah, namun yang cukup sulit anda harus menemukan jenis bambu yang baik untuk cetakan kue tersebut. Jenis bambu yang bagus untuk cetakan kue Putu Bambu adalah, sejenis bambu yang sering digunakan untuk membuat seruling bambu, orang Jawa sering menyebutnya sebagai bambu/pring tulup (sayangnya kami tidak mengetahui bahasa Indonesia maupun nama ilmiah dari jenis bambu ini).
Namun jika anda kesulitan untuk menemukannya, anda bisa menggunakan bambu biasa yang diambil ujungnya dan lubangnya berdiameter kira-kira 3 cm. Jika anda sudah menemukannya, potonglah bambu tersebut masing-masing berukuran kira-kira 8 cm. Kemudian cucilah sampai benar-benar bersih baik luar maupun dalamnya, dan dijemur beberapa hari sampai bambu berwarna coklat atau tidak hijau lagi.
Resep Putu Bambu
Cara Membuat Cetakan Putu Bambu
Untuk membuat cetakan kue ini sebenarnya sangat mudah, namun yang cukup sulit anda harus menemukan jenis bambu yang baik untuk cetakan kue tersebut. Jenis bambu yang bagus untuk cetakan kue Putu Bambu adalah, sejenis bambu yang sering digunakan untuk membuat seruling bambu, orang Jawa sering menyebutnya sebagai bambu/pring tulup (sayangnya kami tidak mengetahui bahasa Indonesia maupun nama ilmiah dari jenis bambu ini).
Namun jika anda kesulitan untuk menemukannya, anda bisa menggunakan bambu biasa yang diambil ujungnya dan lubangnya berdiameter kira-kira 3 cm. Jika anda sudah menemukannya, potonglah bambu tersebut masing-masing berukuran kira-kira 8 cm. Kemudian cucilah sampai benar-benar bersih baik luar maupun dalamnya, dan dijemur beberapa hari sampai bambu berwarna coklat atau tidak hijau lagi.
Resep Putu Bambu
- 400 Gram Tepung Beras
- 300 ml Air
- 3 Lembar Daun Pandan
- 1/2 Sendok Garam
- 125 Gram Gula Merah yang telah disisir
- 125 Gram Kelapa Parut
Cara Membuat Putu Bambu
1. Rebuslah air yang dicampur dengan garam dan daun pandan sampai mendidih, jika sudah angkat dan biarkan sampai hangat
2. Masukan tepung beras pada sebuah wadah, kemudian masukan air pandan tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga merata
3. Gunakan saringan kasar kemudian masukkan adonan tepung, dan digosok-gosok hingga adonan menjadi halus
4. Masukan adonan kedalam cetakan bambu yang dibawahnya sudah diberi potongan kecil daun pandan(atau juga bisa daun pisang) sebagai alas.
5. Lubangi bagian tengah adonan kemudian masukan sisiran gula jawa secukupnya. Jika sudah tutupi dengan adonan tepung beras hingga cukup penuh dan ratakan
6. Siapkan panci atau dandang pengukus yang terdapat lubang-lubang kecil, kemudian letakan cetakan yang sudah berisi adonan putu dengan posisi berdiri tepat diatas lubang kukusan.
7. Kira-kira setelah sekitar 10 menit dikukus, angkat dan keluarkan kue Putu dari cetakan dan sajikan diatas piring.
8. Taburi kue Putu yang sudah matang dengan parutan kelapa ditambah sedikit gula pasir.
1. Rebuslah air yang dicampur dengan garam dan daun pandan sampai mendidih, jika sudah angkat dan biarkan sampai hangat
2. Masukan tepung beras pada sebuah wadah, kemudian masukan air pandan tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga merata
3. Gunakan saringan kasar kemudian masukkan adonan tepung, dan digosok-gosok hingga adonan menjadi halus
4. Masukan adonan kedalam cetakan bambu yang dibawahnya sudah diberi potongan kecil daun pandan(atau juga bisa daun pisang) sebagai alas.
5. Lubangi bagian tengah adonan kemudian masukan sisiran gula jawa secukupnya. Jika sudah tutupi dengan adonan tepung beras hingga cukup penuh dan ratakan
6. Siapkan panci atau dandang pengukus yang terdapat lubang-lubang kecil, kemudian letakan cetakan yang sudah berisi adonan putu dengan posisi berdiri tepat diatas lubang kukusan.
7. Kira-kira setelah sekitar 10 menit dikukus, angkat dan keluarkan kue Putu dari cetakan dan sajikan diatas piring.
8. Taburi kue Putu yang sudah matang dengan parutan kelapa ditambah sedikit gula pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar